Hi! back again with another article, hari ini admin akan sedikit beropini tentang bagaimana sosok pemikir cerdas atau bisa dibilang critical thinker kali ya wkwkwk. Oke check this out!
N.B : pict source is on google, type "critical thinker" then check it on google image
BAGAIMANA SOSOK PEMIKIR CERDAS?
Sebelum menuju pokok bahasan ,kita kaji terlebih dahulu apa itu berfikir. Berfikir adalah fungsi kognitif tingkat tinggi dan analisis proses berpikir menjadi bagian dari psikologi kognitif(daya ingat, persepsi, pemecahan masalah,dll). Jadi apa korelasinya Antara berfikir dan Pemikir Cerdas? Pemikir cerdas itu adalah orang yang mengimplementasikan psikologi kognitifnya menjadi sesuatu yang lebih logictable, yang lebih relevan dan lebih kredibel . Seorang yang berfikir cerdas biasanya berfikir dengan data. Tentu saja, data tersebut telah dikaji dari sumber kredibel untuk mendapatkan fakta yang kongkrit. Ya, orang yang berfikir cerdas mempunyai siklus Data => Fakta, dan biasanya pemikir cerdas lebih condong kepada fakta bukan media.
Bagaimana cara mendapatkan fakta? Ya dengan menghindari hoax.
Bagaimana cara untuk menghindari hoax? Ya dengan mencari berita yang kongkrit/benar adanya.
Bagaimana cara mendapatkan berita yang kongrkit dan kredibel tersebut? Ya dengan cara tidak hanya mempunyai satu sudut pandang saja, kita harus lebih “open eyes” tentang bagaimana sudut pandang dari “titik” yang lain.
Bagaimana cara agar kita lebih “open eyes” untuk mencari sudut pandang lain? Dengan tidak mempercayai orang seutuhnya, bahkan orang yang kita rasa “dekat” dengan kita bisa saja “menusuk” kita dari belakang.
Hoax muncul karena adanya celah antar Fakta dan data, sehingga dari ketimpangan 2 hal tersebut muncul hal yang menurut orang lebih “menarik” karena kebanyakan hoax itu berbeda diantara Fakta dan Data. Hoax juga muncul karena kurangnya data, sehingga fakta tidak dapat terangkat/ dipublikasi dengan benar. Sebagai contoh dimedia, Pak Jokowi dikatakan sebagai PKI, tapi nyatanya saat PKI muncul, beliau baru saja berumur 4 tahun.(https://news.detik.com/berita/4273158/jokowi-curhat-kena-hoax-terus-astaghfirullah-sabar-ada-batasnya). Nah kerena ada celah Antara fakta dan data yang kurang, sehingga Hoax itu di blow up. Balik lagi, tujuan hoax itu bisa untuk menjatuhkan seseorang, sampai bahkan dapat memecah belah bangsa.
Seorang pemikir cerdas adalah orang yang dapat berfikir dengan data bukan dengan media, seorang pemikir cerdas dapat memilah mana yang benar mana salah, sehingga hal-hal yang kontradiktif dapat “dikaji” terlebih dahulu sehingga celah ketimpangan fakta dan data dapat diketahui. Pemikir cerdas dapat dilatih lho, sejak kecil bahkan. Ya, benar, dengan pendidikan yang mempuni, sehingga pola pikir pun dapat terbentuk.
Hmmm.... i think that's all, put ur comment below.
See ya!
0 komentar:
Posting Komentar